EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI
PENDAPATAN
DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM
by Tujo kastono
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kajian
ekonomi secara mikro, pembahasan didasarkan pada perilaku individu sebagai
pelaku ekonomi yang berperan menentukan tingkat harga dalam proses mekanisme
pasar. Mekanisme pasar itu sendiri adalah interaksi yang terjadi antara
permintaan (demand) dari sisi konsumen dan penawaran (supply) dari sisi
produsen, sehingga harga yang diciptakan merupakan perpaduan dari kekuatan
masing-masing pihak tersebut. Oleh karena itu, maka perilaku permintaan dan
penawaran merupakan konsep dasar dari kegiatan ekonomi yang lebih luas.
“Permintaan dan penawaran adalah dua kata yang paling sering digunakan
oleh para ekonom, keduanya merupakan kekuatan-kekuatan yang membuat
perekonomian pasar bekerja. Jika Anda ingin mengetahui bagaimana kebijakan atau
peristiwa akan mempengaruhi perekonomian, terlebih dahulu Anda harus memikirkan
pengaruh keduanya terhadap permintaan dan penawaran.
Pandangan
ekonomi islam mengenai permintaan, penawaran dan mekanisme pasar ini relatif
sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan dari individu
untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan aturan syariah. Dalam ekonomi
islam, norma dan moral “islami” yang merupakan prinsip islam dalam ber-ekonomi,
merupakan faktor yang menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam
melakukan kegiatan ekonominya sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi
berbeda dengan teori pada ekonomi konvensional.
B. Rumusan Masalah
Apa
saja yang mempengaruhi permintaan dalam pasar?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Permintaan
Pasar dalam pengertian tempat (place) tidak
semata-mata secara phisik, negosiasi antara penjual dan pembeli memungkinkan
dilakukan transaksi jarak jauh menggunakan telepon, internet sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Pasar mempunyai 5 fungsi yaitu: (menjawab What, How, For Whom);1)Pasar menentukan harga barang 2).Pasar
mengorganisasi produksi 3)Pasar mendistribusikan barang dan jasa ,4)Pasar
melakukan penjatahan ,5)Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa datang
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau
diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran
adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkanpada suatu harga dan
waktu tertentu.
B.
Hukum Permintan
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika
harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan
sebaliknya. Jika harga semakin
rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan
(keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi
maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas,
namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang
yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga
yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain
sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
1.
Mekanisme
Pasar (Teori Permintaan)
Permintaan Pasar dan Kurva Permintaan (market demand
curve), menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dari
berbagai tingkat harganya.
Hukum Permintaan (law of demand), menyatakan bahwa
jika harga naik maka jumlah permintaan turun, ceteris paribus. Atau
sebaliknya.
Ceteris paribus, adalah asumsi bahwa faktor-faktor
lain/selain harga dianggap konstan.
Permintaan pasar adalah akumulasi dari seluruh
permintaan-permintaan individual
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang
(x); Harga barang (x), Harga barang lain (y), Selera (T), Pendapatan (I),
Ekpektasi (E) dan faktor non ekonomi
C. Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
1. Perilaku konsumen /
selera konsumen , Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang
beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno
2. Ketersediaan dan
harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan
konsumen,Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak
barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang
mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga di
masa depan, Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan
menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas
kebutuhan konsumen, Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk
masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan
belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan
sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
D. Permintaan Menurut Ekonomi
Konvensional
Konsep permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang
yang diminta (Qd) dengan harga (P) berbagai tingkat harga. Hukum permintaan
(law of demand) menerangkan bahwa dalam keadaan hal lain tetap (cateris
paribus) apabila harga naik, maka permintaan terhadap suatu barang akan
berkurang, dan sebaliknya apabila harga turun, maka permintaan terhadap suatu
barang akan meningkat.
Dalam grafik diatas menunjukkan bahwa pada saat harga
turun dari P1 ke P2, maka permintaan terhadap suatu barang meningkat dari Q1 ke
Q2. Bentuk kurva permintaan diatas arahnya turun, yaitu dari kiri atas ke kanan
bawah ( downward sloping to the right) yang menunjukkan bahwa hubungan
antara harga dengan permintaan merupakan hubungan yang terbalik (negatif).
Secara matematis, hubungan antara permintaan dengan harga
dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan :
· Apabila
kurva berbentuk hiperbola (melengkung), maka :
· namun
untuk menyederhanakan, garis melengkung di daerah yang penting didekati dengan
persamaan garis lurus.
· Pada
dasarnya ada tiga alasan yang menerangkan hukum permintaan seperti diatas,
yaitu :
1. Pengaruh
penghasilan (income effect)
Apabila suatu harga barang naik, maka dengan uang yang
sama orang akan mengurangi jumlah barang yang akan dibeli. Sebaliknya, jika
harga barang turun, dengan anggaran yang sama orang bisa membeli lebih banyak
barang.
2. Pengaruh
substitusi (substitution effect)
Jika harga suatu barang naik, maka orang akan mencari
barang lain yang harganya lebih murah tetapi fungsinya sama. Pencarian barang
lain itu merupakan substitusi.
3. Penghargaan
subjektif (Marginal Utility)
Tinggi rendahnya harga yang bersedia dibayar konsumen
untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan dari barang tersebut.
Makin banyak dari satu macam barang yang dimiliki, maka semakin rendah
penghargaan terhadap barang tersebut. Ini dinamakan Law of diminishing
marginal utility.
Perubahan pada tingkat harga akan memindahkan titik
permintaan dalam suatu kurva permintaan, sedangkan perubahan pada faktor selain
harga (misalnya pendapatan) akan menggeser kurva permintaan
Selain harga barang itu sendiri, faktor – faktor yang
mempengaruhi terhadap permintaan antara lain:
a. Harga barang
lain.
Permintaan akan dipengaruhi juga oleh harga barang lain.
Dengan catatan barang lain itu merupakan barang substitusi (pengganti) atau
pelengkap (komplementer). Apabila barang substitusi naik, maka permintaan
terhadap barang itu sendiri akan meningkat. Sebaliknya, apabila harga barang
substitusi turun, maka permintaan terhadap barang itu sendiri akan turun.
b. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli
konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, daya beli konsumen kuat, sehingga
akhirnya akan mendorong permintaan terhadap suatu barang.
c. Selera,
kebiasaan, mode
Selera, kebiasaan, mode atau musim juga akan memengaruhi
permintaan suatu barang. Jika selera masyarakat terhadap suatu barang
meningkat, permintaan terhadap barang itu pun akan meningkat.
d. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk mencerminkan jumlah pembeli. Sifat
hubungan jumlah penduduk dengan permintaan suatu barang adalah positif,
apabila jumlah penduduk
e. Perkiraan
harga dimasa datang
Apabila kita memperkirakan harga suatu barang di masa mendatang
naik, kita lebih baik membeli barang tersebut sekarang guna menghemat belanja
di masa mendatang, maka permintaan terhadap barang itu sekarang akan meningkat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara permintaan dan perkiraan
harga di masa mendatang adalah positif.
E. Permintaan Menurut
Ekonomi Islam
Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah
hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fil
al-syai. Diartikan juga sebagai jumlah barang yang diminta. Secara garis
besar, permintaan dalam ekonomi islam sama dengan ekonomi konvensional, namun
ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu muslim dalam
keinginannya.
Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang
halal dan thayyib. Aturan islam melarang seorang muslim memakan barang yang
haram, kecuali dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak
dimakan, maka akan berpengaruh terhadap nya muslim tersebut. Di saat darurat
seorang muslim dibolehkan mengkonsumsi barang haram secukupnya.
Selain itu, dalam ajaran islam, orang yang mempunyai uang
banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk
membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya. Batasan
anggaran (budget constrain) belum cukup dalam membatasi konsumsi. Batasan lain
yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (israf),
dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).
Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang
dengan tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan
bagi yang sudah mencapai nisab, untuk menyisihkan dari anggarannya untuk
membayar zakat, infak dan shadaqah.
1. Permintaan Terhadap
Barang Halal
Permintaan terhadap barang halal sama dengan permintaan
dalam ekonomi pada umumnya, yaitu berbanding terbalik terhadap harga, apabila
harga naik, maka permintaan terhadap barang halal tersebut berkurang, dan
sebaliknya, dengan asumsi cateris paribus.
Apabila pilihan konsumen pada barang halal dan halal, maka
kurva permintaannya sebagai berikut :
2. Permintaan Barang
Halal dalam Pilihan Halal-Haram
Apabila menghadapi pilihan antara barang halal dan haram,
maka optimal solutionnya adalah corner solution, yaitu keadaan dimana
kepuasan maksimal terjadi di kurva indiferen dengan konsumsi barang haramnya di
titik 0. Dengan kata lain, gunakan anggaran untuk mengkonsumsi barang halal
seluruhnya.
Apabila Y adalah barang haram dan X adalah barang halal,
maka optimal solution nya adalah pada titik dimana konsumsi barang
haram berada di titik O.
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M) dalam
kitab Majmu’ Fatawa menjelaskan, bahwa hal-hal yang
mempengaruhi terhadap permintaan suatu barang antara lain:
1. Keinginan
atau selera masyarakat (Raghbah) terhadap berbagai jenis barang yang berbeda
dan selalu berubah-ubah. Di mana ketika masyarakat telah memiliki selera
terhadap suatu barang maka hal ini akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap
barang tersebut.
2. Jumlah para peminat
(Tullab) terhadap suatu barang. Jika jumlah masyarakat yang menginginkan suatu
barang semakin banyak, maka harga barang tersebut akan semakin meningkat. Dalam
hal ini dapat disamakan dengan jumlah penduduk, di mana semakin banyak jumlah
penduduk maka semakin banyak jumlah para peminat terhadap suatu barang.
3. Kualitas pembeli
(Al-Mu’awid). Di mana tingkat pendapatan merupakan salah satu ciri kualitas
pembeli yang baik. Semakin besar tingkat pendapatan masyarakat, maka kualitas
masyarakat untuk membeli suatu barang akan naik.
4. Lemah atau kuatnya
kebutuhan terhadap suatu barang. Apabila kebutuhan terhadap suatu barang
tinggi, maka permintaan terhadap barang tersebut tinggi.
5. Cara pembayaran
yang dilakukan, tunai atau angsuran. Apabila pembayaran dilakukan dengan tunai,
maka permintaan tinggi
6. Besarnya biaya
transaksi. Apabila biaya transaksi dari suatu barang rendah, maka besar
permintaan meningkat.
F. Perbedaan Teori
Permintaan Konvensional Dengan Permintaan Islami
Definisi
dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan, antara permintaan
konvensional dan islam mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa keduanya
merupakan hasil dari penelitian kenyataan dilapangan (empiris) dari tiap-tiap
unit ekonomi.
Namun terdapat perbedaan yang mendasar di antara
keduanya, diantaranya :
a. Perbedaan
utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum dan
adanya batasan syariah dalam teori permintaan Islami. Permintaan Islam
berprinsip pada entitas utamanya yaitu Islam sebagai pedoman hidup yang
langsung dibimbing oleh Allah SWT. Permintaan Islam secara jelas mengakui
bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari pengalaman berupa data-data yang
kemudian mengkristal menjadi teori-teori, tapi juga berasal dari firman-firman
Tuhan (revelation), yang menggambarkan bahwa ekonomi Islam didominasi oleh
variabel keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya.
Sementara itu dalam ekonomi konvensional filosofi
dasarnya terfokus pada tujuan keuntungan dan materialme. Hal ini wajar saja
karena sumber inspirasi ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar
pada daya kreatifitas, daya olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal
manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki keterbatasan bila dibandingkan
dengan kemampuan
b. Konsep permintaan
dalam Islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi maupun
digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah berfirman
dalam Surat Al-Maidah ayat 87, 88 ,
yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan
apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Oleh karenanya dalam teori permintaan Islami membahas
permintaan barang halal, barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan
dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi
atau digunakan.
c. Dalam motif
permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang
tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh
nilai-nilai kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan
nilai yang konsisten dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.
d. Permintaan Islam
bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah)
sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian
yaitu kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai
bekal untukkehidupan akhirat.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Perbedaan yang menjadi asumsi dasar konsep permintaan
baik konvensional maupun Islami memiliki keterkaitan langsung terhadap
implementasi konsep permintaan tersebut. Perbedaan yang perlu
diperhatikan terutama pada permintaan dalam islam adalah sumber hukum dan
adanya batasan syariah, sudut pandang barangnya, motif dari permintaan dan
tujuannya.
Dengan asumsi bahwa tidak ada hubungan keterkaitan antara
permintaan dalam ekonomi konvensional dengan permintaan dalam ekonomi islam,
maka kita harus memilih salah satu dari keduanya. Oleh karenanya penulis
mengharapkan bahwa permintaan dalam eonomi islam ini benar-benar bisa
diaplikasikan oleh kita sehingga tercipta perekonomian masyarakat yang islami.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiwarman Karim; Ekonomi Mikro Islami. IIIT Indonesia. Jakarta. 2003
Press. Jakarta. 2001
_____., Ekonomi
Mikro Islami, The International Institute of Islamic Thougt Indonesia,
Jakarta, 2003.
N.Gregory Mankiw; Principle of
Microeconomics. jilid 1. edisi terjemahan. Erlangga. Jakarta.
1999
____, Pengantar
Ekonomi mikro, Erlangga, Jakarta, 1998.
Mahasiswa Ekonomi Islam
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Rahardja dan Manurung; Uang,
perbankan dan ekonmi moneter. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
2004
Syafi’i Antonio; Bank
Syariah Dari Teori Ke Praktek. Gema Insani Press. Jakarta. 2001.
T. Gilarso SJ ; Pengantar ilmu Ekonomi Mikro. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta. 2003
No comments:
Post a Comment